Banner Image

Top Cinema

smarttalentmalaysia.com

Mei 8, 2025 | smarttalentmalay

Sinopsis Sekawan Limo: Kisah Persahabatan, Budaya, dan Petualangan Mistis

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Sekawan Limo menghadirkan sebuah kisah yang memadukan elemen budaya khas Indonesia dengan sentuhan horor dan komedi yang segar. Terinspirasi dari mitos yang berkembang dalam masyarakat, film ini membawa penonton pada cerita yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan kepercayaan lokal yang masih relevan hingga sekarang.

Dengan mayoritas dialog yang menggunakan bahasa Jawa, film ini memberikan kesan autentik pada para karakter dan menonjolkan identitas budaya lokal secara kuat, sekaligus menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam.

Sinopsis Sekawan Limo

Film ini menggambarkan bagaimana kebudayaan dan tradisi diwariskan dari generasi ke generasi melalui cara yang unik. Berikut adalah ringkasan ceritanya:

Sekawan Limo, sebuah film horor komedi Indonesia, dijadwalkan rilis pada 4 Juli 2024, di bawah arahan sutradara Bayu Skak. Berkisah tentang lima sahabat—Bagas (Bayu Skak), Lenni (Nadya Arina), Dicky (Firza Valaza), Juna (Benidictus Siregar), dan Andrew (Indra Pramujito)—yang ingin menjalani pendakian di Gunung Madyopuro.

Namun, sebelum perjalanan dimulai, mereka mendapatkan peringatan dari penjaga pos untuk mematuhi dua aturan penting: pertama, rombongan harus memiliki anggota berjumlah genap, dan kedua, dilarang menoleh ke belakang selama perjalanan.

Tidak memedulikan peringatan tersebut, kelima sahabat ini terlibat dalam berbagai pengalaman mistis yang tak terduga sepanjang perjalanan. Situasi berubah menjadi semakin menegangkan ketika mereka menyadari bahwa salah satu dari mereka kemungkinan bukan manusia. Hal ini memicu kecurigaan dan perselisihan di antara kelompok, memperburuk keadaan mereka.

Puncak ketegangan terjadi ketika kelompok tersebut tersesat pada malam 1 Suro, sebuah malam yang menurut tradisi Jawa memiliki nuansa mistis yang kental. Dalam situasi yang penuh misteri ini, keberanian dan persahabatan mereka diuji.

Gaya unik film ini tercermin melalui penggunaan dialek Jawa Timuran yang menambah kekayaan budaya tradisional di dalamnya. Selain Bayu Skak, film ini juga menampilkan penampilan Keisya Levronka sebagai Dyny dan Dono Pradana sebagai Deri.

Sekawan Limo menyajikan perpaduan harmonis antara ketegangan horor dan humor yang segar, disertai dengan pesan moral untuk menghormati kebiasaan serta kepercayaan lokal.

Daya tarik utama film ini adalah kemampuannya menggambarkan keunikan budaya Jawa melalui alur cerita penuh ketegangan sekaligus humor. Film ini berhasil menciptakan pengalaman sinematik yang menyenangkan namun juga menyentuh nilai-nilai budaya.

Bagi penggemar film Indonesia atau cerita rakyat berlatar tradisi lokal dengan bumbu komedi ringan, Sekawan Limo menjadi rekomendasi yang tak boleh dilewatkan. Melalui kisah ini, penonton diajak untuk merenungi arti persahabatan, keberanian, serta pentingnya menghormati tradisi dalam menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga.

Baca Juga : Sinopsis Kaka Boss: Perjuangan Seorang Ayah untuk Membanggakan Putrinya

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 6, 2025 | smarttalentmalay

Sinopsis Kaka Boss: Perjuangan Seorang Ayah untuk Membanggakan Putrinya

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Rumah produksi Imajinasi, milik Ernest Prakasa, kembali menghadirkan film komedi terbaru berjudul Kaka Boss. Film ini mengangkat kisah sebuah keluarga asal Indonesia Timur yang telah lama tinggal di Jakarta. Kaka Boss mulai tayang di bioskop pada 29 Agustus 2024.

Film ini melengkapi portofolio Imajinasi setelah keberhasilan produksi film-film sebelumnya, seperti Ngeri Ngeri Sedap (2022), Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023), Agak Laen (2024), dan Harta Tahta Raisa (2024).

Di bawah arahan sutradara Arie Kriting, yang turut menggandeng Kristo Immanuel sebagai co-sutradara serta penulis skenario, film ini juga melibatkan komika Arif Brata sebagai konsultan komedi. Dalam peran utama, Godfred Orindeod memerankan tokoh Ferdinand ‘Kaka Boss’ Omakare, sebagaimana dilansir dari Antara News.

Kaka Boss juga didukung oleh sejumlah talenta lain, termasuk Ernest Prakasa, Mamat Alkatiri, Abrud Arsyad, Teddy Adhitya, Putri Nere, dan Nowela Elizabeth Auparay.

Sinopsis Kaka Boss

Film ini berfokus pada perjalanan hidup Ferdinand Omakare alias Kaka Boss (Godfred Orindeod), seorang pria asal Indonesia Timur yang merantau ke Jakarta bersama keluarga kecilnya. Di ibu kota, Kaka Boss mengelola sebuah bisnis jasa keamanan yang menawarkan berbagai layanan, mulai dari penyediaan petugas keamanan, bodyguard, hingga penagih utang. Bisnis ini laris manis dan menjadikan Kaka Boss cukup sukses secara finansial.

Sayangnya, bisnis yang digeluti Kaka Boss sering kali disalahpahami sebagai aktivitas yang melibatkan premanisme. Hal ini membuat anak perempuannya, Angel (Glory Hillary), merasa malu hingga enggan membawa sang ayah ke acara sekolah karena takut dicemooh sebagai anak preman. Dalam upaya untuk membanggakan putrinya, Kaka Boss memutuskan untuk mengejar profesi sebagai penyanyi, yang dianggap lebih terhormat dan bergengsi.

Kaka Boss meyakini bahwa ia memiliki kemampuan menyanyi yang cukup baik untuk merintis karier di dunia musik. Ia pun merekrut seorang produser musik bernama Alan (Ernest Prakasa) untuk membantunya dalam proses rekaman. Namun, optimisme Kaka Boss goyah ketika Alan menunjukkan keraguan pada kemampuan bernyanyinya setelah mendengar suaranya yang ternyata tidak sesuai harapan.

Keadaan semakin rumit karena orang-orang di sekitar Kaka Boss enggan mengatakan hal sebenarnya bahwa karier sebagai penyanyi mungkin bukan jalan yang cocok untuknya. Perjuangan ini menjadi semakin penuh warna dengan segala lika-liku dan humor yang dihadirkan sepanjang cerita.

Baca Juga : Sorop, Kisah Horor Kakak-Adik Mengungkap Kutukan Ritual Mistis

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 5, 2025 | smarttalentmalay

Sorop, Kisah Horor Kakak-Adik Mengungkap Kutukan Ritual Mistis

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Film horor terbaru hasil karya sineas Indonesia, Sorop, dijadwalkan hadir di layar bioskop pada Kamis, 19 Desember 2024. Produksi film ini digarap oleh MD Pictures dengan Manoj Punjabi sebagai produser.

Cerita Sorop diadaptasi dari thread viral di platform X yang ditulis oleh akun Simple Man. Berdasarkan laman resmi MD Entertainment, thread ini memulai debutnya pada tahun 2019 dan selesai di tahun 2020.

Karena mendapat perhatian besar dari para pengguna platform X, sutradara Upi Avianto memutuskan untuk membawa cerita ini ke layar lebar. Naskahnya pun kembali ditulis dan disesuaikan oleh Upi Avianto sendiri untuk menampilkan versi sinematiknya.

Kisah dalam thread menceritakan pengalaman menyeramkan yang dialami Hanif dan Isti, dua saudara kandung yang telah kehilangan orang tua mereka. Keduanya tinggal di sebuah rumah tua dan mulai diganggu oleh sosok gaib menyerupai anggota keluarga mereka yang telah wafat di sana.

Gambaran Singkat Film Sorop

Cerita berpusat pada Hanif dan Isti, kakak beradik yatim piatu yang menerima warisan berupa rumah tua di sebuah desa terpencil. Rumah tersebut dijaga oleh pakde Khair, saudara laki-laki dari orang tua mereka.

Namun, ketika Hanif dan Isti tiba di rumah itu, pakde Khair mendadak meninggal secara tidak wajar. Mereka berada di lokasi saat kematian misteriusnya terjadi dan terpaksa mengurus jenazah almarhum pakde mereka.

Setelah kematian pakde Khair, kejadian-kejadian aneh mulai menghantui Hanif dan Isti. Sosok menyerupai pakde Khair mulai muncul dan gangguan semakin sering terjadi saat memasuki waktu sorop atau surup.

Sorop, yang dalam bahasa Jawa berarti menjelang maghrib atau waktu senja menjelang malam, dianggap sebagai waktu ketika makhluk halus mulai berkeliaran dan mengganggu manusia. Dalam cerita Simple Man, istilah sorop juga memiliki kaitan dengan ritual mistis bernama poso sorop (puasa sorop). Ritual ini melibatkan puasa terlarang yang dilakukan dengan hanya memakan tanah kuburan saat waktu sorop tiba. Menurut cerita, ritual tersebut dipercaya memungkinkan pelakunya berkomunikasi dengan arwah penghuni makam.

Pakde Khair diketahui telah melakukan ritual ini sebagai tradisi yang diwariskan sejak zaman nenek moyang mereka. Hal inilah yang kemudian membawa teror bagi Hanif dan Isti.

Bagaimana cara Hanif dan Isti menghadapi serangkaian kejadian gaib di rumah angker tersebut? Temukan jawabannya dalam film Sorop yang akan membawa Anda ke pengalaman horor mendalam di layar lebar.

Baca Juga : Sinopsis Film Thunderbolts: Kisah Tim Antihero dan Pengkhianatan di dalam Lingkaran Pemerintah

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 4, 2025 | smarttalentmalay

Sinopsis Film Thunderbolts: Kisah Tim Antihero dan Pengkhianatan di dalam Lingkaran Pemerintah

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Sinopsis film Thunderbolts dari Marvel Studios menyajikan cerita menarik tentang tim antihero yang menghadapi ancaman besar sekaligus menggali sisi kelam dari masing-masing karakter. Kisah ini berpusat pada dinamika kelompok dengan latar misi penuh intrik.

Dalam film ini, tim antihero terdiri dari Yelena Belova (diperankan Florence Pugh), Bucky Barnes alias Winter Soldier (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), Ghost (Hannah John-Kamen), Taskmaster (Olga Kurylenko), dan U.S. Agent/John Walker (Wyatt Russell). Setiap anggota tim memiliki kemampuan unik yang membantu mereka menghadapi ancaman. Namun, kerja sama terpaksa yang dipaksakan oleh situasi berbahaya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Ceritanya bermula ketika Direktur CIA, Valentina Allegra de Fontaine, menghadapi ancaman pemakzulan akibat keterlibatannya dalam berbagai operasi ilegal. Untuk menyelamatkan diri, ia mengirim Yelena, Walker, Ghost, dan Taskmaster ke sebuah fasilitas rahasia dengan dalih misi penting. Namun, misi ini ternyata adalah jebakan mematikan yang dirancang oleh de Fontaine untuk menyingkirkan mereka sekaligus menghapus jejak kejahatannya.

Sesampainya di tempat tersebut, para anggota tim saling bertarung hingga Ghost berhasil membunuh Taskmaster. Di tengah kekacauan, seorang pria misterius bernama Bob muncul dan membantu mereka meloloskan diri dari pasukan de Fontaine. Dengan pengorbanannya, Belova, Walker, dan Ghost akhirnya berhasil keluar dari fasilitas itu. Sementara itu, Alexei Shostakov alias Red Guardian, yang mengetahui rencana licik de Fontaine saat menyamar sebagai sopir, datang membantu menyelamatkan mereka. Terinspirasi oleh kenangan masa kecil Belova, Shostakov memberi nama kelompok itu “Thunderbolts.”

Namun perjalanan mereka tidak berakhir di situ. Para agen de Fontaine terus mengejar mereka hingga akhirnya mereka tertangkap oleh Bucky Barnes. Awalnya bermaksud membawa mereka untuk bersaksi dalam kasus pemakzulan de Fontaine, Barnes akhirnya berubah pikiran setelah menyadari kebenaran tentang Bob, yang ternyata merupakan hasil eksperimen rahasia milik de Fontaine.

Barnes kemudian memutuskan bergabung dengan tim Thunderbolts. Bersama-sama, mereka merancang strategi untuk menyusup ke bekas markas Avengers, yang kini disebut “Watchtower,” guna mengungkap seluruh konspirasi dan membalas pengkhianatan de Fontaine.

Disutradarai oleh Jake Schreier dan ditulis oleh Eric Pearson serta Joanna Calo, Thunderbolts menghadirkan deretan aktor berbakat seperti Julia Louis-Dreyfus sebagai Valentina Allegra de Fontaine, Lewis Pullman sebagai Sentry, dan Harrison Ford sebagai Thaddeus “Thunderbolt” Ross. Film ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop pada 2 Mei 2025 dan akan menjadi film ke-36 dalam Marvel Cinematic Universe (MCU).

Baca Juga : Sinopsis Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”: Mengangkat Isu Kesehatan Mental

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 3, 2025 | smarttalentmalay

Sinopsis Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”: Mengangkat Isu Kesehatan Mental

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Bolehkah Sekali Saja Kumenangis merupakan salah satu film terbaru Indonesia yang akan tayang pada Oktober 2024. Film ini dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono, dan dijadwalkan rilis serentak di seluruh bioskop Tanah Air mulai 17 Oktober 2024.

Mengusung genre drama, karya Reka Wijaya ini hadir sebagai penyegar di tengah dominasi film horor yang saat ini banyak menghiasi layar bioskop Indonesia. Selain itu, *Bolehkah Sekali Saja Kumenangis* membahas tema yang dekat dengan kehidupan generasi muda, yaitu isu kesehatan mental.

Prilly Latuconsina, yang juga bertindak sebagai produser eksekutif, mengungkapkan bahwa isu kesehatan mental kerap dianggap tabu. Oleh karena itu, ia merasa perlu mendekatinya dengan cara yang berbeda, salah satunya lewat film.

Menurutnya, film adalah medium yang kuat untuk mengangkat isu-isu yang selama ini jarang dibicarakan secara terbuka. Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 10 Oktober 2024, ia berharap tema ini dapat menjadi bahasan yang lebih umum dan tidak lagi terasa canggung untuk disampaikan.

Sinopsis Bolehkah Sekali Saja Kumenangis

Film ini mengisahkan perjalanan hidup Tari, seorang perempuan yang sejak kecil mengalami kekerasan emosional dari ayahnya. Hidup dalam bayang-bayang amarah sang ayah yang seringkali diluapkan pada ibunya dan dirinya, Tari tumbuh menjadi pribadi pendiam dengan rasa bersalah mendalam.

Perasaan bersalah tersebut membawa Tari ke dalam lingkaran sikap yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. Ia bahkan kerap meminta maaf meski tidak melakukan kesalahan apa pun.

Di sisi lain, ada Baskara, seorang pria yang juga menghadapi pergulatan emosionalnya sendiri. Baskara sulit mengendalikan amarahnya dan memiliki masalah dalam mengontrol emosinya. Namun, pertemuannya dengan Tari membuka jalan baru. Ia melihat ada sesuatu yang istimewa dalam diri Tari, sesuatu yang membuatnya ingin membantu Tari keluar dari kebiasaan untuk selalu memprioritaskan orang lain di atas dirinya sendiri.

Seiring waktu berjalan, Baskara mulai mendorong Tari untuk berani berkata “tidak” dan berhenti merasa terbebani oleh kebutuhan untuk selalu menyenangkan orang lain. Di sisi lain, Tari juga memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan oleh Baskara untuk mulai mengendalikan emosinya.

Kehadiran satu sama lain memberi pengaruh besar bagi keduanya. Kesabaran dan ketenangan Tari menjadi kunci bagi Baskara, sementara keterbukaan Baskara membantu Tari memahami bahwa ia pun berhak menaruh dirinya sebagai prioritas.

Perjalanan emosional mereka menjadi inti dari film ini. Proses menyembuhkan luka dan trauma masa lalu mereka menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya dukungan emosional dalam perjalanan pemulihan.

Baca Juga : Ulasan Film Jepang “Drawing Closer”: Romansa Terjalin di Tengah Batas Waktu

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 2, 2025 | smarttalentmalay

Ulasan Film Jepang “Drawing Closer”: Romansa Terjalin di Tengah Batas Waktu

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Jepang memang dikenal luas dengan kemampuannya dalam menggarap film bertema romantis-tragis. Kali ini, film terbaru dari Negeri Sakura yang tayang perdana pada 27 Juni 2024 di Netflix menyuguhkan kisah sepasang muda-mudi yang jatuh cinta di saat-saat terakhir hidup mereka, di mana waktu yang tersisa sangat terbatas.

Film yang baru dirilis ini dibintangi oleh Ren Nagase dan Natsuki Deguchi sebagai pemeran utama. Selain mereka, terdapat pula aktor dan aktris lainnya seperti Toru Nomaguchi, Kazuki Otomo, Kyoka, Mayuu Yokota, Ikuho Akiya, dan Rui Tsukishima yang turut menyemarakkan drama ini.

Sinopsis “Drawing Closer”

Cerita film ini berfokus pada pertemuan Akito Hayasaka dan Haruna Sakurai, dua jiwa yang terjerat dalam batas-batas waktu yang hampir habis. Keduanya berjuang menghadapi penyakit serius yang mengancam nyawa mereka. Akito, seorang siswa sekaligus seniman yang diperankan oleh Ren Nagase, mendapati dirinya didiagnosis mengidap tumor jantung. Dokter memberikan vonis bahwa ia hanya memiliki waktu kurang dari satu tahun untuk hidup.

Dengan impian untuk memamerkan karyanya di Pameran Nika, Akito merasakan keputus asaan yang mendalam dan berusaha mengabaikan mimpinya. Namun, semua itu berubah saat ia bertemu dengan Haruna Sakurai, yang diperankan oleh Natsuki Deguchi. Haruna adalah seorang gadis malang yang menghadapi kenyataan pahit, di mana dokter menyatakan ia hanya memiliki sisa waktu enam bulan.

Begitu bertemu, hari-hari mereka berdua mulai dipenuhi warna.

Ulasan “Drawing Closer”

Film ini adalah adaptasi dari novel berjudul “Yomei Hantoshi no Kimi to Deatta Hanashi,” atau lebih dikenal sebagai “Yome Boku” karya Aoi Morita, dan sangat direkomendasikan bagi pencinta film Jepang dengan tema romantis-tragis.

Sejak awal, saya sudah bisa merasakan bagaimana ending film ini akan berakhir. Dengan istilah yang populer saat ini, drama ini memiliki ‘aroma sad ending’ yang sangat kuat. Kisah yang menyentuh antara Akito dan Haruna siap membuat penonton terbawa dalam emosi yang mendalam.

Menurut saya, pertemuan Akito dan Haruna terkesan klise. Mereka bertemu di rooftop rumah sakit saat Akito berada dalam keadaan putus asa. Di sana, ia menemukan Haruna yang sedang menggambar, dan Akito lah yang pertama kali berinisiatif untuk mengajak Haruna berbicara.

Pertemuan mereka berlanjut hingga keduanya mulai dekat. Akito rutin mengunjungi Haruna di rumah sakit, berniat untuk jujur tentang penyakitnya, namun selalu terhalang oleh waktu yang tidak tepat. Akhirnya, ia memilih untuk merahasiakannya.

Salah satu momen yang paling menyentuh adalah saat Haruna dan Akito berjanji untuk menonton kembang api bersama melalui jendela ruang rawat Haruna. Sayangnya, janji tersebut harus dilanggar oleh Akito karena penyakitnya yang tiba-tiba menyerang. Mereka hanya bisa menyaksikan api kembang dari jendela masing-masing.

Ini hanyalah sebagian kecil dari momen-momen emosional yang ada dalam film ini. Selain menyoroti hubungan antara Akito dan Haruna, film ini juga mengeksplorasi kisah persahabatan Haruna dan sahabatnya yang terpisah karena kesalahpahaman. Akito berperan sebagai jembatan yang menghubungkan mereka kembali.

Film yang baru tayang ini tidak hanya menyuguhkan kisah romantis, tetapi juga menggambarkan harapan, keinginan, semangat hidup, serta cinta yang tumbuh meskipun waktu yang terbatas.
Karakter Akito dan Haruna mengajak para penonton untuk merasakan dan menghargai setiap momen yang ada dengan penuh kebahagiaan.

Baca Juga : Sinopsis Frankly Speaking: Kisah Kehidupan Penyiar dengan Sentuhan Komedi Romantis

Share: Facebook Twitter Linkedin
Mei 1, 2025 | smarttalentmalay

Sinopsis Frankly Speaking: Kisah Kehidupan Penyiar dengan Sentuhan Komedi Romantis

SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Bulan Mei 2024 dibuka dengan kehadiran drama Korea terbaru berjudul “Frankly Speaking”. Mengusung genre komedi romantis, drama ini merupakan karya terbaru dari aktor terkenal Go Kyung Pyo.

Dalam drama ini, Go Kyung Pyo beradu peran dengan Kang Hanna sebagai pasangan utama. Selain itu, Joo Jong Hyuk, yang dikenal melalui perannya dalam drama “Extraordinary Attorney Woo”, juga terlibat dalam proyek ini, berperan sebagai Kim Jung Heon, mantan pacar On Woo Joo dan teman sekelas Song Ki Baek semasa sekolah. Dengan total 12 episode, “Frankly Speaking” dijadwalkan tayang setiap Rabu dan Kamis di JTBC, dan bagi penggemar drakor di Indonesia, mereka dapat menontonnya secara streaming di Netflix.

Sinopsis FRANKLY SPEAKING

“Frankly Speaking” mengisahkan perjalanan hidup Song Ki Baek, seorang pria lajang berusia 33 tahun yang dikenal sebagai penyiar profesional dan santun di sebuah stasiun televisi ternama. Dengan sikap tenang dan ucapan yang penuh pertimbangan, ia menjadi sosok ideal di mata masyarakat dan rekan-rekannya.

Namun, hidupnya berubah secara drastis ketika ia terdiagnosis dengan penyakit langka yang menghilangkan kemampuannya untuk menahan ucapan. Kini, setiap kata yang terlontar dari bibirnya adalah hasil dari pemikiran spontan, tanpa ada filter. Krisis yang melanda ini tidak hanya mengguncang kehidupannya, tetapi juga dibungkus dengan nuansa komedi yang menggelitik.

Reputasinya sebagai penyiar yang profesional terancam, dan ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kariernya yang telah dibangun selama bertahun-tahun bisa saja hancur dalam sekejap. Situasi semakin rumit ketika stasiun tempatnya bekerja mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri kontrak karena perilakunya yang semakin nyeleneh.

Di tengah keputusasaannya, Song Ki Baek berusaha mencari cara untuk mengendalikan situasi dan menyelamatkan kariernya yang terancam. Di sisi lain, On Woo Joo, seorang penulis acara varietas yang penuh semangat, melihat sisi positif dari situasi ini. Sebagai seorang kreatif, dia selalu mencari hal-hal baru yang menarik.

Setelah mengetahui kondisi Song Ki Baek, On Woo Joo berpikir bahwa penyakit yang dialami Ki Baek dapat menjadi ide segar untuk acaranya. Dia melihat peluang untuk mengubah krisis pribadi Song Ki Baek menjadi kesempatan emas bagi mereka berdua. On Woo Joo pun mendekati Song Ki Baek untuk menjadikannya bintang utama.

Meskipun awalnya ragu, Song Ki Baek akhirnya menerima tawaran itu, menganggapnya sebagai satu-satunya jalan untuk tetap berkiprah di dunia penyiaran. Bersama, mereka memulai petualangan baru yang sarat tantangan, tawa, dan pelajaran hidup. Melalui perjalanan ini, keduanya belajar untuk menerima kelemahan masing-masing dan menemukan kekuatan dalam diri mereka. Saksikan kisah selengkapnya di “Frankly Speaking”, hanya di Netflix.

Baca Juga : Sinopsis Now You See Me 3: Penuh Kejutan dan Ketegangan yang Mendebarkan

Share: Facebook Twitter Linkedin