SMARTTALENTMALAYSIA.COM – Film Beetlejuice 2 hadir di bioskop Indonesia mulai 4 September 2024, menandai kembalinya film horor komedi ini. Michael Keaton kembali memerankan Beetlejuice, dan kisahnya berlangsung 36 tahun setelah kejadian di film pertama.
Winona Ryder juga kembali memerankan Lydia Deetz, yang dulu hampir menikah dengan Beetlejuice pada tahun 1988. Kini, Lydia adalah ibu dari Astrid Deetz dan menjadi pembawa acara Ghost House with Lydia Deetz.
Selain mereka, film ini juga dibintangi banyak aktor Hollywood seperti Catherine O’Hara, Jenna Ortega, Justin Theroux, dan Willem Dafoe. Penampilan Monica Bellucci, Danny DeVito, dan Santiago Cabrera turut meramaikan film ini.
Tim Burton menyutradarai sekuel ini, sementara alurnya digarap oleh Alfred Gough, Miles Millar, dan Seth Grahame-Smith. Film berdurasi 1 jam 44 menit ini bisa dinikmati di layar lebar.
Proses penggarapan Beetlejuice Beetlejuice dilangsungkan di East Corinth, Vermont, Amerika Serikat. Menariknya, pemutaran perdana film ini di Amerika Serikat akan dilakukan pada 6 September 2024, atau dua hari setelah penayangannya di luar negeri.
Sinopsis Beetlejuice Beetlejuice
Kisah dimulai dengan kematian Charles Deetz yang meninggalkan Lydia dan putrinya, Astrid. Keluarga yang tersisa, termasuk Delia, ibu tiri Lydia, kembali ke Winter River untuk upacara pemakaman.
Suatu hari, Astrid menemukan model kota misterius di loteng rumah. Meskipun telah diperingatkan oleh ibunya agar tidak menyebut nama Beetlejuice tiga kali, Astrid malah mengabaikan peringatan itu dan memanggilnya hingga muncullah Beetlejuice dari portal Afterlife. Kehadiran hantu tersebut membawa kembali kekacauan ke dunia Lydia sekali lagi.
Sang iblis, yang tadinya hampir menikahi Lydia, menjanjikan kebahagiaan untuknya lagi. Mereka bekerja sama untuk menyelamatkan Astrid dan membuktikan bahwa orang hidup dapat berdampingan dengan hantu.
Apakah kisah mereka kali ini akan berakhir bahagia? Saksikan selengkapnya di bioskop mulai 4 September.
Baca Juga : Sinopsis “Pengepungan di Bukit Duri”: Menelusuri Indonesia dalam Lensa Distopia dan Trauma Kekerasan